Daur Ulang Sampah Organik dan Anorganik

Penulis : Windi Tri Apriliani

Sampah merupakan masalah lingkungan yang sangat serius yang dihadapi masyarakat Indonesia. Sampah yang dihasilkan oleh manusia setiap harinya tidak terhitung jumlahnya, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Namun, yang lebih memprihatinkan adalah sampah yang seharusnya pada tempat tong sampah malah dibuang sembarangan. Hal itu akan mimbulkan banyak masalah untuk lingkungan yang dapat merusak alam sekitar. Pemerintah telah berupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi sampah. Namun, belum mencapai titik kesempurnaan. Hal ini jelas dari jumlah sampah sangat tinggi. Sebagai warga sekitar, berusaha membantu pemerintah mengatasi masalah mengenai sampah, salah satu usahanya adalah dengan mendaur ulang sampah. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui bagaimana cara mendaur ulang sampah tersebut. baik sampah organik maupun sampah anorganik.

Cara mendaur ulang sampah organik

Daur ulang sampah ini masih dilakukan secara sederhana atau tradisional. Biasanya pemulung sampah yang berasal dari sampah rumah tangga yang kemudian dijadikan kompos. Daur ulang mempunyai potensi yang besar untuk mengurangi tambahan biaya pengolahan dan tempat pembuangan akhir sampah. Berdasarkan cara pemanfaatannya, limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung maupun melalui daur ulang terlebih dahulu.
Tanpa melalui daur ulang, limbah organik dapat dimanfaatkan secara langsung, misalnya sampah rumah tangga berupa sayuran, daun-daun bekas dapat dijadikan makanan ternak. Melalui daur ulang, limbah organik dapat juga dimanfaatkan. Contohnya adalah pembuatan pupuk kompos, pembuatan biogas, dan pembuatan kertas daur ulang. Berikut adalah uraian singkat tentang ketiga proses tersebut.

1. Pembuatan Pupuk Kompos (Pengomposan atau Composting)
Pupuk kompos dibuat dari limbah organik dengan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik oleh mikroorganisme melalui fermentasi. Bahannya berupa dedaunan atau sampah rumah tangga yang lain, serta kotoran ternak (sapi, kambing, ayam). Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kompos dikenal sebagai effective microorganism (EM). EM terdiri atas mikroorganisme aerob dan anaerob. Kedua kelompok jasad renik tersebut bekerja sama menguraikan sampah-sampah organik. Hasil fermentasinya dapat menciptakan kondisi yang mendukung kehadiran jamur pemangsa nematoda (cacing parasit pada akar tanaman).
Kompos digunakan dalam sistem pertanian, bersifat ramah lingkungan, dan hasil panen dari tanaman pertanian yang menggunakannya memiliki harga jual yang lebih mahal. Dengan memanfaatkan pupuk organik, di samping menanggulangi limbah, berarti juga menerapkan gaya hidup sehat.
Berikut ini proses pengolahan sampah menjadi kompos.
https://educatewecan.files.wordpress.com/2015/04/proses-kompos-1.jpg

2. Pembuatan Biogas (Gas Bio)
Biogas merupakan gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Gas ini dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi sampah organik yang terjadi secara anaerobik. Artinya, proses tersebut berlangsung dalam keadaan tertutup (tanpa oksigen), dilakukan oleh bakteri Metalothrypus methanica. Bahan bakunya adalah kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran keduanya. Prosesnya adalah dengan mencampurkan sampah organik dan air, kemudian dicampur dengan bakteri M. methanica, dan disimpan di dalam tempat yang kedap udara lantas dibiarkan selama dua minggu.

https://educatewecan.files.wordpress.com/2015/04/3437574733_94e45522b0_b.jpg

3. Daur Ulang Kertas
Daur ulang kertas dari sampah rumah tangga, kegiatan administrasi, kertas pembungkus, maupun media cetak dapat menghasilkan kertas yang dapat dimanfaatkan sebagai kertas buram, kertas pembungkus kado, atau aneka kerajinan yang lain.
Berikut cara mendaur ulang kertas.


https://educatewecan.files.wordpress.com/2015/04/cara-membuat-kertas-daur-ulang1.jpg

4. Daur Ulang Limbah Anorganik
Limbah anorganik yang dapat didaur ulang yaitu sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng. Limbah tersebut terlebih dahulu diolah melalui sanitary landfill, incineration atau pembakaran, dan pulverisation atau penghancuran. Sanitary landfill yaitu suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sedangkan pada incineration sampah dibakar di dalam alat yang disebut insinerator. Hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran. Sementara itu, pada pulverisation, penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pelumat sampah. Sampah-sampah tersebut langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.



1 comment: